Curug Lalay Bandung

Curug Lalay Bandung - Curug Lalay adalah rangkain akhir dari beberapa curug yang mengalir dari Sungai Cimahi.  Jika diurut dari hulu ke hilir, beberapa curug tersebut adalah Curug Putri Layung, Curug Tilu, Curug Bugbrug, Curug Cimahi, Curug Panganten, dan Curug Lalay.  Sumber mata air kelima curug tersebut beradal dari lereng Gunung Tangkuban Perahu yang berketinggian sekitar 1800 m dpl.
Curug ini memiliki ketinggian sekitar 30 m saja dan tersembunyi di lembah.  Di sisi kiri curug terdapat sebuah cerukan yang menyerupai goa, dimana di dinding goa ini banyak terdapat hewan Lalay yang berarti kelelawar dalam bahasa sunda, yang mana nama tersebut diambil.
Lokasi

Terletak di Desa Bonggol, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Propinsi Jawa Barat.

Aksesbilitas

Untuk menuju ke lokasi ini tidak lah mudah karena curug ini tidak seterkenal curug yang lain dan jarang dikunjungi. Selain akses jalan menuju kesana minim, juga tidak adanya papan penunjuk.  Satu-satunya penanda yang bisa diandalkan adalah plang Madrasah Ibtidaiyah Cisasawi, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong.  Selain itu dianjurkan untuk banyak  bertanya pada penduduk setempat keberadaan curug tersebut.

Kondisi jalan menuju kesana hanya dengan berjalan kaki melewati kebun penduduk, menyusuri sungai dan naik turun bukit dan lembah.

Bila perjalanan dari kota Cimahi di Terminal pasar Atas naik angkot berwarna kuning jurusan Pasar Atas - Ciuyah.  Turun sebelum kantor lurah Ciutah, Citeureup Cimahi Utara dengan ongkos Rp 2500.  Selanjutnya perjalanan diteruskan dengan berjlan kaki melewati jalan setapak yang di sisi kiri-kanannya adalah persawahan dan kebun sayuran hingga bertemu aliran sungai dan pintu air.  Dari pintu air ini ikuti jalan saja ke arah hulu hingga mentok ke Curug Lalay berada,  Waktu tempuh sekitar 1,5 jam

Tiket dan Parkir

Tiket ada pungutan restribusi untuk masuk ke lokasi ini. 
 
Sumber  : https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-lalay---bandung-barat
 

Curuh Luhur Bandung

Curuh Luhur Bandung

Lokasi

Terletak di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat

Peta dan Koordinat GPS :  6° 48' 5.97" S  107° 42' 26.86" E  
Aksesbilitas
Jika dari Lembang ambil jalan ke arah Maribaya menuju ke arah Cibodas.  Setelah Maribaya dilanjutkan keatasnya lagi ke arah Bukit Tunggul.  Sesampainya di terminal belok kiri dan disanalah lokasi Curug Luhur berada. 

Sumber  :  https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-luhur---bandung-barat

Curug Malela Bandung

Curug Malela Bandung - Curug Malela Bandung memiliki ketinggian sekitar 60-70 m dan lebar 50 m dengan hulu sungai berasal dari lereng utara Gunung Kendeng yang nantinya mengalir membentuk jaringan sungai Cidadap dan bermuara ke Cisokan.  Airnya sangat deras dan bila sedang beruntung kita dapat menyaksikan ratusan ekor monyet ekor panjang (macaca pasciscularis) sedang minum air di bawah Curug Malela.

Curug Malela merupakan air terjun paling atas dari rangkaian tujuh air terjun sepanjang 1 km.  Urutannya adalah Curug Malela, Curug Katumiri, Curug Manglid, Curug Ngebul, Curug Sumpel, Curug Palisir dan ditutup dengan Curug Pameungpeuk.  Semua terletak di desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat.

Setiap air terjun tersebut memiliki kekhasan tersendiri.  Curug Malela memiliki air terjun yang terpisah saat jatuh dengan 5 jalur yang ada.  Curug Katumiri pada pukul 8-9 bisa memperlihatkan pelangi di badan air terjun.  Curug Ngebul adalah kebalikan dari Curug Malela, yaitu air yang jatuh justru berkumpul sehingga menimbulkan efek kabut dan suara yang menggelegar.

Curug Manglid memiliki goa di belakang air terjunnya.  Curug Sumpel memiliki daerah di bawah air terjun yang lebar meski terlihat sempit dari kejauhan.  Curug Palisir mirip Curug Malela meski dengan ketinggian yang lebih rendah.  Terakhir, Curug Pameungpeuk adalah air terjun dengan muara antara Sungai Cidadap dan Cisoka yang terletak tidak jauh dari air terjunnya.

Sebenarnya di kawasan ini (Kecamatan Rongga masih ada beberapa curug yang indah dan layak dikunjungi. Seperti Curug Buana, Curug Cilinggapayung dan Curug Nyandung.  Sayangnya untuk mencapai kedua tempat itu harus melalui medan yang berat dan rusak.
   
Lokasi

Terletak di perbatasan dengan Kabupaten Cianjur tepatnya di Kampung Manglid, Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS:  7° 00' 38.01" S  107° 12' 22.00" E

Aksesbilitas

Ada dua jalur untuk mencapai Curug Malela ini, yaitu jalur melalui Sukabumi atau Cianjur, dan jalur dari Bandung atau Cimahi yang umumnya diambil karena mudah.

Jika perjalanan dari kota Cimahi waktu yang dibutuhkan untuk mencapai curug sekitar 3 jam an.  Dari Cimahi perjalanan melalui daerah Batujajar, lalu kota Kecamatan Cihamelas dan Cililin.  Jalan yang dilalui umumnya berkelok namun kondisinya mulus.  Setelah melewati Cililin, selanjutnya memasuki kota Kecamatan Sindangkerta, Bunijaya, Gunung Halu, dan perkebunan teh Rongga.

Selepas dari Kota Kecamatan Rongga, sekitar 8 km dari lokasi curug,  Kondisi jalan berubah menjadi berbatu dengan tanjakan curam.  Memasuki Desa Cicadas, untuk menuju lokasi curug tidak ada papan penunjuk arah.

Setelah memarkir kendaraan di kampung terakhir, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki dengan jarak kurang lebih 2 km.  Jalan yang dilalui adalah jalan setapak dengan kontur naik turn.

Bila menggunakan kendaraan umum dari Bandung, perjalanan bisa dimulai dari Terminal Ciroyom menggunakan bis antar kota dengan rute menuju Buni jaya yang melewati Ciroyom, Cililin, Sindang Kerta, Gunung Halu dan Rongga dengan waktu tempuh sekitar 3-4 jam. Atau dari Terminal Leuwi Panjang menggunakan bis dengan jurusan Cimahi atau Cililn, kemudian lanjutkan dengan angkot ke Bunijaya.

Tiba diterminal Bunijaya perjalanan dilanjutkan ke Desa Cicadas dengan menggunakan ojek sejauh kurang lebih 12 km menyusuri tebing dan jurang dengan kondisi jalan yang berbatu (off road) dan berliku-liku penuh dengan tikungan tajam.  Ongkos Ojek hingga ke Desa Cicadas ini sebesar Rp 4000 untuk sekali antar.

Setelah itu dari pinggiran Desa Cicadas dilanjutkan dengan berjalan kaki 3 - 4  km melalui jalan setapak membelah hutan, menyusur sawah dan beberapa turunan yang curam bahkan menyisir jurang.

parkir mobil yang berjarak sekitar 2 km dari lokasi Curug atau sekitar satu jam. .

Tiket dan Parkir

Akomodasi


Jika mau pergi menggunakan angkutan umum bisa naik bis dari terminal Ciroyom:   Yaitu dengan mengambil jurusan Leuwi Panjang-Cijenuk dan turun dipertigaan Cijenuk Bunijaya, kemudian naik angkutan pedesaan yang hanya sedikit jumlahnya serta dilanjutkan dengan naik ojek hinggan ke Kampung Manglid. Kondisi Jalanan berkelok dengan kondisi jalan yang rusak bahkan tidak beraspal, berbatu dan licin namun pemandangan indah selalu ditemui sepanjang jalan.  Habis itu jalan kaki lintas alam sekitar 3 km

Curug Malela masih dikatakan perawan atau belum terjamah. Kenapa demikian? Bayangin aja, jalanan masih tanah dan batu, belum ada tanda petunjuk tuk sampai ke Curug, serta belum ada retribusi tuk tempat wisatanya. Hanya berbekal banyak tanya dan meminta  penduduk tuk menuju lokasi.

Perjalanan menggunakan kendaraan hanya sampai di hutan pinus saja, kami melanjutkan dengan trekking menurun selama 30 menit melewati jalan setapak yang masih baru. Begitu kami turun dari mobil, kami bertemu dengan penduduk yang sedang memperlebar jalan setapak menuju lokasi curug. Melewati semak belukar yang tinggi,  jurang, serta sawah tadah hujan milik penduduk setempat, akhirnya dari kejauhan kami sudah mendengar gemuruh suara air terjun Curug Malela.

Untuk berkunjung ke lokasi itu sangat mudah. Begitu tiba di Desa Cicadas, sudah ada warga setempat yang bersedia memandu Anda menuju ke lokasi air terjun.

Meski potensinya luar biasa, infrastruktur yang dimiliki masih sangat minim. Badan jalan cukup sempit. Bahkan, tidak satu pun papan petunjuk terpasang guna memandu pengunjung menuju Curug Malela. Papan penunjuk arah hanya ada di Desa Cicadas. Padahal, dari kantor desa setempat menuju lokasi wisata masih 3 kilometer lagi.

"Pada akhir pekan atau saat liburan, halaman kantor desa itu disulap menjadi tempat parkir bagi kendaraan roda empat yang dipakai para pengunjung," tutur Nugraha, pemandu wisata di lokasi air terjun.

Adapun pengguna sepeda motor masih bisa menempuh jalan sejauh 2 kilometer dari kantor desa melalui jalan di tengah lahan Perhutani. Badan jalan itu memiliki lebar 1 meter.

Sekitar 1 kilometer dari lokasi air terjun, sepeda motor harus diparkir pada tempat yang sudah disediakan. Jalan yang ada tidak dimungkinkan lagi untuk dilewati sepeda motor.

Dari sana, Anda harus berjalan kaki sejauh sekitar 1 kilometer. Namun, kondisi udara kawasan itu sangat bersih dan sejuk sehingga perjalanan tetap menyenangkan dan menyegarkan. Apalagi, selama perjalanan terdengar suara deburan air terjun dari kejauhan.

Legenda
Mengenai asal usul, nama Malela diambil dari nama Eyang Tadjimalela, yang menurut penduduk sekitar, ngageugeuh (menguasai) kawasan tersebut. "Bahkan, kalau sedang kebetulan, dia bisa menampakkan dirinya. Beberapa waktu lalu, ada yang ngambil foto curug. Waktu dilihat, di bawahnya ada gambar kakek-kakek berjenggot dengan baju serba putih," kata Subarna.

Aksesibilitas menjadi kendala utama yang menjadi hambatan pengembangan kawasan wisata ini. Dengan jarak sekitar 80 km arah barat daya dari pusat Kota Bandung, Desa Cicadas ini terbilang desa "paling ujung" dari Kab. Bandung Barat, yang berbatasan langsung dengan Kab. Cianjur. Untuk bisa mengunjungi desa ini dari Kota Bandung, diperlukan waktu sekitar 4 jam, dengan melewati beberapa kecamatan, yaitu Batujajar, Cililin, Sindangkerta, Gununghalu, hingga Kec. Rongga.

Jika ingin menggunakan kendaraan umum, angkutan minibus dari Cimahi atau dari Bandung bisa menjadi pilihan. Hanya saja, angkutan ini hanya bisa sampai Sindangkerta. Sisa perjalanan harus ditempuh dengan ojek serta berjalan kaki.

Selain itu, kendaraan pribadi bisa juga digunakan. Namun perlu diingat, kendaraan yang dimaksud haruslah kendaraan tinggi, bukan jenis sedan. Pasalnya, sekitar 10 km jalan menuju Desa Cicadas berada dalam kondisi rusak parah. Kendaraan itu pun hanya bisa digunakan hingga Desa Cicadas, tidak sampai Curug Malela. Kendaraan bisa dititipkan di rumah penduduk, dan perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.

Perjalanan menuju pusat curug berjarak sekitar 2 km, dengan medan yang sangat curam. Kendala pengembangan Curug Malela cukup kompleks, akses jalan sepanjang 12 kilometer dalam kondisi rusak berat. Lahannya pun milik Perhutani. Dari jalan umum, untuk sampai ke lokasi curuk harus berjalan kaki sepanjang hampir 1,5 kilometer dengan melewati bukit dan sawah.

uinya, akses jalan menuju Curug Malela masih membutuhkan perbaikan. Hampir 1,5 kilometer lebih jalannya masih rusak berat. Tahun ini, pemerintah baru memperbaiki sekitar 1 km. "Untuk dikembangkan sebagai objek wisata, tak hanya lokasi objek wisatanya, tapi juga akses jalannya. Kalau akses jalannya tidak memadai, wisatawan mana yang mau berkunjung ke Curug Malela," ujarnya.

Hingga kini belum ada kendaraan umum yang menuju Curug Malela. Jarak dari Kota Kec. Rongga ke Kp. Manglid sekitar 8 km. Begitu sampai di Manglid, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 2 km. "Kalau sedang musim hujan, jarak 2 km itu ditempuh dalam waktu hampir 1 jam. Lamanya perjalanan tak terlepas dari medan berat yang dilewati, seperti sawah dan naik turun bukit,

Ketiadaan penunjuk arah sejak Kota Kecamatan Gununghalu membuat kita selalu bertanya kepada penduduk yang dilalui. Memang betul malu bertanya sesat di jalan, tapi kalau terlalu banyak bertanya karena ketiadaan penunjuk arah, pengelola daerahlah yang sesat di jalan birokrasinya. Jadi setelah banyak bertanya, jalan akan mengarahkan kita ke arah Bunijaya dan berbelok ke arah kanan di daerah yang dikenal sebagai Simpang Rongga. Jalan kemudian berkelok-kelok menyempit menanjak. Sekalipun beraspal baik, tapi lubang-lubang besar membuat kelancaran perjalanan terganggu.

Di Kota Kecamatan Rongga, kita kembali dihadapkan pada persimpangan jalan dan terpaksa kembali bertanya. Jalan ke kiri yang diambil akan membawa kita ke daerah Kubang, Perkebunan teh Montaya. Jalan perkebunan asri yang diapit pohon-pohon mahoni dan damar membawa kita memasuki daerah perbukitan yang turun-naik berkelok-kelok pada jalan sempit. Beberapa kali kendaraan kita dapat langsung berhadapan pada kelokan sempit dengan kendaraan lain, atau terkejut ketika tiba-tiba pengendara ojek muncul di depan hidung kita dengan tiba-tiba.

Perjalanan dari Gununghalu ke Kubang Montaya yang hanya berjarak kurang dari 20 km terpaksa harus ditempuh antara 1,5-2 jam perjalanan kendaraan roda empat, dengan banyak bertanya. Dari Simpang Kubang ke arah Cicadas kita akan didera jalan batu yang berlubang-lubang. Perlu waktu hampir satu jam menempuh jarak pendek tidak lebih dari 3 km itu.

Sesampainya di Cicadas bukan berarti Curug Malela telah ada di depan kita. Jalan berikutnya berupa jalan perkebunan yang tidak dapat dilalui mobil biasa harus ditempuh dengan cara jalan kaki. Perlu waktu kira-kira satu jam untuk akhirnya mencapai Curug Malela setelah menuruni jalan setapak terjal dengan beberapa lereng hampir 70 derajat. Sangat melelahkan. Silakan bayangkan jalan kembali melalui rute yang sama.

Sumber  :  https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-malela---bandung-barat

Curug Maribaya Bandung

Curug Maribaya Bandung berada di Taman Wisata Maribaya.

Maribaya Bandung adalah salah satu tempat wisata di Bandung yang memiliki sumber Mata Air Panas, taman dan juga air terjun setinggi 2,5 meter. Terletak di Timur Lembang Bandung km 8 dengan ketinggiannya mencapai 1000m dpl. Maribaya menawarkan berbagai pesona alam yang sayang untuk dilewatkan dengan panorama pegunungan yang sangat sejuk dan asri. Maribaya Bandung adalah tempat wisata yang banyak yang di kunjungi oleh keluarga, khususnya pada liburan akhir minggu.

Mata air panas di Maribaya Bandung mengandung belerang yang nyaman berenang ataupun berendam. tempat yang bagus untuk menikmati keindahan matahari saat tenggelam di ufuk barat. Dari Maribaya Bandung kita bisa ke Hutan Raya Ir. H. Djuanda(Dago Pakar) dengan berjalan kaki, merupakan hamparan hutan yang luasnya 600 hektar, harga masuk hanya Rp. 8000,. Di sini kita di manjakan dengan pemandangan Goa peninggalan Belanda dan Jepang.

Maribaya Bandung dapat dibilang merupakan sebuah taman, ahli sejarah ada yang mengatakan kalau taman Maribaya ini merupakan peninggalan sejarah pada zaman Belanda dahulu, dan menurut cerita setempat Maribaya sendiri diambil dari nama seorang wanita cantik yang banyak disukai para lelaki.

Suatu yang unik yang terdapat di Maribaya Bandung yaitu adanya sumber air panas, wisatawan dapat berendam air panas di kolam yang telah di sediakan kapanpun karena pemandian air panas di Maribaya dibuka selama 24 jam, air di kolam ini mengandung kadar mineral belerang yang tinggi lho, yang dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit :).. di pemandian air panas ini selain menyediakan kolam yang di pakai bersama, ada juga kamar – kamar mandi bagi wisatawan yang ingin privasi nya tetap terjaga..

Selain ada pemandian air panas, di Maribaya Bandung terdapat beberapa air terjun seperti Curug Cikawari, Curug Cigulung, dan Curug Cikoleang, ketiga curug tersebut bersumber dari Sungai Cigulung dan Sungai Cikawari. Diantara ke tiga curug yang ada di Maribaya pengunjung biasanya bermain air di Curug Cikawari karena dasar airnya cukup dangkal sehingga tidak bahaya bermain air disekitar curug tersebut.

Banyak tamu kami yang menggunakan jasa Bandung Tour Package dari Jacktour.com ke Maribaya Bandung hanya sekedar menghabiskan waktu liburannya dengan bersantai di sekitar Maribaya Bandung untuk berpiknik bersama keluarganya. Mereka pun memanfaatkan kuda sewaan juga untuk anak – anak yang ada di sekitar Maribaya. Disamping itu terdapat pula para pedagang makanan dan souvenir – souvenir cantik sebagai oleh – oleh Bandung.

Tak jaug dari Curug Maribaya terdapat curug yang lebih besar lagi yaitu Curug Omas, dimana untuk kesana  harus memasuki kawasan Taman Hutan Raya Juanda.

Legenda
Maribaya berasal dari nama seorang perempuan sangat cantik yang menjadi sumber kehebohan bagi kaum laki-laki. Saking terpesona oleh kecantikannya, pemuda-pemuda di kampungya sering cekcok sehingga sewaktu-waktu bisa terjadi pertumpahan darah.

Sejak mulai dikembangkan tahun 1835 oleh Eyang Raksa Dinata, ayah Maribaya, objek wisata itu berhasil mengubah kehidupan Eyang Raksa Dinata yang sebelumnya hidup miskin, menjadi berkecukupan. Banyak orang yang berkunjung ke tempat tersebut. Mereka tidak hanya datang untuk berekreasi menghirup udara segar alam pengunungan dan perbukitan, tetapi juga untuk berobat dengan berendam di air hangat.

Eyang Raksa Dinata yang sebenarnya hanya ingin menghindari pertumpahan darah di kampungnya, malah mendapat berkah kekayaan setelah mengelola sumber air panas mineral yang dapat dipergunakan untuk pengobatan itu. Keluarga Maribaya memperoleh penghasilan dari para pengunjung yang datang berduyun-duyun.

Lokasi


Terletak di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS : 6° 49' 51.64" S  107° 39' 18.45" E

Aksesbilitas

Berjarak sekitar  4 Km di tenggara Lembang atau 8 km dari kota Bandung.

Sumber : https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-maribaya---bnadung-barat

Curug Omas Bandung

Curug Omas Bandung - Curug Omas berada di dalam Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Juanda di lokasi wisata Maribaya.  Curug ini memiliki ketinggian terjunan air sekitar 30 meter dengan kedalaman 10 m yang berada di aliran sungai Cikawari.  Di atas air terjun ini terdapat jembatan yang dapat digunakan untuk melintas dan melihat air terjun dari posisi atas.  Dari atas jembatan ini akan terlihat bentangan dasar sungai yang merupakan pertemuan dua aliran sungai Cikawari dan Cigulun yang nantinya menjadi  daerah Aliran Sungai (DAS) Cikapundung Hulu.  Aliran ini mengalir dan berbelok membelah kawasan Tahura tersebut.  Selain Curug Omas di aliran sungai ini terdapat pula Curug Cigulung, Curug Cikoleang dan Curug Cikawari yang masing-masing berketinggian sekitar 15 m, 16 m dan 14 m. Ketiga curug ini dikenal dengan sebutan Curug Maribaya.

Di kawasan ini juga ada curug lain yaitu Curug Lalay yang lokasinya tak jauh dari Curug Omas.
 
Lokasi

Terletak di Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS : 6° 49' 51.64" S  107° 39' 18.45" E

Aksesbilitas

Berjarak sekitar 21 km dari Bandung ke sebelah timur Lembang atau sekitar 7 km dari Lembang itu sendiri.  Untuk mencapai lokasinya cukup mudah.  Ada empat pintu masuk ke curug ini, yaitu Pintu (pos) masuk I dan II di Pakar Dago ditempuh dari arah terminal Dago. Pintu masuk III di Kolam Pakar ditempuh dari arah PLTA Bengkok atau dari Curug Dago. Sedangkan pintu masuk IV berada di Maribaya ditempuh dari arah Lembang. Umumnya Pintu masuk terdekat menuju Curug Omas ini adalah melalui Pintu IV Tahura yang juga dekat dengan lokasi wisata pemandian air panas Maribaya.

Keempat akses pintu masuk ini  bisa ditempuh oleh semua jenis kendaraan dengan kondisi jalan sudah beraspal hotmix dan dalam kondisi baik.

Sayangnya di Curug Omas ini pengunjung tidak dapat mendekat secara langsung guna menikmati kesegarannya.  Di sekitarnya terdapat pagar besi yang menutupi dan melindunginya.  Hal ini dikarenakan cukup berbahaya untuk mendekat, dimana dasar curug ini berada di bawah jembatan dengan banyak batu dan air yang keliatan dalam.  Jikalau ingin melihat curug dengan posisi lebih bawah, pengunjung dapat menuruni tanggga-tangga berbbatu yang ada di sebelah kanan jembatan.  Setelah sampai di akhir tangga, pada sebelah kanan terdapat jembatan, disini pengunujung dapat melihat curug lebih dekat.

Fasilitas dan Akomodasi

Fasilitas yang tersedia di kawasan ini sangat memprihatinkan.  Di sana-sini fasilitas umum dibiarkan rusak dan terbengkalai. Tidak ada perbaikan, apalagi diganti dengan yang baru.   Misalnya shelter untuk beristirahat, dibiarkan rusak. Demikian pula jalur pejalan kaki, kondisinya sudah compang-camping dan berlumut.  Tak hanya itu, jembatan penyeberangan dan pagar pengaman pun dibiarkan apa adanya, rusak dan terlepas sehingga bisa membahayakan keselamatan para pengunjung. Kondisi panggung gembira apalagi. Awalnya panggung ini dibuat untuk meramaikan objek wisata Maribaya dengan berbagai acara kesenian, namun kini tidak lagi. Kondisinya yang tidak terawat membuat orang enggan memanfaatkan panggung ini.

Kondisi memprihatinkan juga tampak di lingkungan sekitar air terjun yang dipenuhi tumpukan sampah dan limbah yang berasal dari aliran Sungai Cikapundung.

Tiket dan Parkir

Tiket masuk adalah Rp 8.000/orang, sedangkan bagi wisatawan asing Rp 35.000/orang.  Tiket parkir kendaraan adalah Rp 10000/kendaraan roda empat dan Rp 5000 untuk klendaraan roda dua.

Wisata Lain
  1. Taman Hutan Raya Ir H Juanda dengan jarak kurang lebih 5 km. Di lokasi ini dapat melakukan kegiatan hiking menyusuri hutan.
  2. Pemandian air panas Maribaya yang alami. Di tempat ini dapat melakukan aktivitas berendam di kolam beramai-ramai atau di kamar mandi yang lebih tertutup.
Sumber  :  https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-omas---bandung-barat

Curug Panganten Bandung

Curug Panganten Bandung - Curug Panganten berada di ketinggian 1050 m dpl dan memilki ketinggian terjunan air sekitar 50 meter dengan jatuhnya air terlihat seperti kristal berkilauan ditimpa sinar matahari.  Curug Panganten berada di wilayah wisata alam Katumiri. Tempat wisata ini berada di Jalan Raya Cihanjuang KM 5,56.

Sebelumnya Curug Panganten ini bernama Curug Manglayang, tapi karena peristiwa sesuatu yang menjadi kepercayaan masyarakat disini (sepasang penganten mati bunuh diri dengan terjun atau versi lain hanyut oleh arus curug yang deras), maka curug ini dinamakan Curug Panganten.
   
Lokasi

Terletak di Desa Padaasih, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS  : -6° 50' 8.00", +107° 33' 55.00"

Aksesbilitas
Berjarak sejauh kira-kira 7 km dari kota Cimahi dengan mengambil arah ke Paraongpong. Curug ini berada di ujung jalan dari perumahan dan wisata alam  Katumiri Parongpong.  Akses jalan dari perumahan menuju lokasi curug sekitar 2 km dengan melewati jalan setapak berkelok-kelok, berbatu yang licin dan becek jikalau hujan turun dengan sisi jurang dan semak belukar hingga tiba di  curug tersebut.  Untuk menuju sisi bawah curug harus menuruni tebing sekitar 30 m melewati jalan setapak yang licin.

Tiket dan Parkir

Tiket masuk adalah Rp 5000 per orang.  Sebelumnya juga harus membayar tiket masuk ke area Wisata Alam Katumiri sebesar Rp 6000 per orang.

Sumber  :  https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-panganten---bandung-barat

Curug Sigay Bandung

Curug Sigay Bandung - Curug Sigay memiliki ketinggian sekitar15 meter dan mengalir di sela-sela bebatuan Sungai Cibeureum yang menjadi batas administratif antara Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.  Bebatuan tersebut berasal lava Gunung Pra-Sunda (letusan Gunung Jayagiri, kakeknya Gunung Tangkuban Perahu) yang telah mendingin.

Nama Sigay dalam bahasa Sunda berarti bambu panjang yang di antara bilah-bilahnya dibuat ceruk (titian untuk memanjat), sehingga bambu itu bisa menjadi tangga.  Biasanya bambu ini sebagai alat bantu untuk menyadap kawung atau enau.

Saat ini kondisi Curug Sigay kurang terawat, sepanjang jalur sungai Cibeureum dipenuhi sampah. Belum lagi warna air yang coklat cenderung keruh membuat pemandangan sedikit terganggu. Selain itu, sempadan sungai yang standarnya berjarak 6 meter dari tempat jatuhnya air terjun itu juga tidak diindahkan penduduk sekitar. Permukiman warga menjadi penghalang menikmati nuansa alam curug.
   
Lokasi

Terletak di belakang kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di jalan Gegerarum, Gegerkalong Girang, tepatnya di Desa Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, Propinsi Jawa Barat.

Aksesbilitas

Ada dua alternatif jalan menuju tempat ini.  Pertama, dengan membelah kompleks Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), kemudian menyusuri permukiman padat penduduk di belakang kampus menuju Sungai Cibeureum.

Alternatif kedua melalui Jalan Gegerkalong Girang. Selepas Masjid Daarut Tauhid, ambil jalan ke kanan lewat Jalan Geger Arum, kemudian menyusuri jalan tersebut hingga ke permukiman penduduk akan berujung ke lokasi air terjun.

Untuk lebih mudahnya dapat juga masuk lewat komplek perumahan Pondok HijauI Indah yang berjarak tempuh tidak kurang 30 menit melewati jalan setapak, ladang pertanian dan pohon pinus. Setelah melewati jalan setapak, lalu menurun ke bawah menuju lembah hingga tiba di Curug Sigay.

Kondisi jalan menuju curug ini cukup licin karena masih berupa tanah, terlebih lagi jika musim hujan tiba.

Sumber  :  https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-sigay---bandung

Curug Siliwangi Bandung

Curug Siliwangi Bandung - terletak di areal wanawisata Gunung Puntang di komplek Gunung Malabar di lahan RPH Logawa, yang dikelola BKPH Banjaran, KPH Bandung Selatan.  Adapun wanawisata ini berada di ketinggian 1.290 m dpl, dengan konfigurasi lapangan pada umumnya bergelombang dengan suhu udara 18 sampai 23 derajat Celsius dan curah hujan 2.000 hingga 2.500 mm/tahun.

Curug Siliwangi memiliki ketinggian terjunan air sekitar 100 m.

Legenda

Konon Curug Siliwangi terjadi ketika si bocah yang akhirnya dikenal dengan sebutan Prabu Siliwangi, buang air kecil dari atas Gunung Reregan.  Dan karena airnya, Curug Siliwangi diyakini mengandung tuah yang teramat sangat dan dijaga langsung oleh sang Prabu, maka tempat inilah yang di anggap paling keramat ketimbang Cipangubusan atau sumber air keramat, Geger Hanjuang tempatnya sang Prabu menghabiskan waktu istirahat dan Batu Pedang tempat dimana beliau menyimpan pedang kesayangannya.
   
Lokasi

Terletak  di kawasan Bandung Selatan, tepatnya di Desa Cimaung, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa barat.

Peta dan Koordinat GPS : 7° 7' 40.00" S  107° 38' 12.29" E

Aksesbilitas

Berjarak sekitar 30 km dari Kota Bandung ke arah selatan.  Dari areal wanawisata Gunung Puntang, Curug Siliwangi ini berjarak sekitar 3,5 km (dengan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan) dengan menyusuri jalan setapak yang cukup terjal dan menyeberangi beberapa sungai yang membelah jalan (tanpa jembatan).

Untuk mencapai lokasi ini tidak begitu sulit, selain dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi, juga dapat ditempuh dengan kendaraan umum.  Dari Terminal Kebon Kalapa naik bus jurusan Pangalengan, turun di daerah Cimaung, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan angdes atau ojek menuju lokasi.  Bisa juga dari Terminal Tegalega (arah M.Toha) atau Buah Batu (arah Dayeuh Kolot), naik kendaraan umum jurusan Banjaran, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan umum menuju lokasi. Di samping itu, juga dapat ditempuh dari terminal Leuwipanjang (arah Soreang).  Naik jurusan Banjaran atau menumpang bus jurusan Pangalengan.

Bagi yang membawa kendaraan pribadi, dari pusat kota Bandung dapat melalui Soreang atau Buah Batu.  Bila melaui Buah Batu ikuti saja Jalan Raya Mochamad Toha melalui Dayeuh Kolot melewati Terminal Banjaran. Dari kota kecamatan ini, jaraknya kurang lebih sekira lima kilometer sampai di persimpangan Cimaung.  Hal yang perlu diingat, jangan lepaskan pandangan ke sebelah kiri, agar mudah melihat papan petunjuk menuju lokasi.

Fasilitas dan Akomodasi

Fasilitas yang ada antara lain Bumi Perkemahan Gunung Puntang seluas 5 Ha, parkir kendaraan yang cukup luas, MCK, Musholla dan beberapa warung yang menyediakan aneka jajanan.  Juga di kawasan ini tersedia akomodasi beberapa saung berupa pendopo untuk istirahat atau menginap bagi pengunjung yang tidak membawa perlengkapan berkemah.

Tiket dan Parkir

Tiket masuk ke kawasan ini adalah  Rp 5.000 per orang.

Wisata Lain
  1. Stasiun Pemancar Radio Malabar.  Statiun ini didirikan pada zaman pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1917-1929.  Sampai saat ini puing-puing bekas peninggalannya masih dapat ditemui, sebagai saksi sejarah.
  2. Dua buah goa yang terletak dekat Stasiun Pemancar.  Goa ini memiliki panjang sekitar 1 km dan dibuat juga oleh pemerintah Belanda pada tahun 1940.  Menurut petugas disana dulunya berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan komponen peralatan stasiun radio dan telefon.
Sumber  :  https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/test-1

Curug Sawer Bogor

Curug Sawer Bogor - Sesuai dengan namanya Air Terjun Bertingkat terdiri dari dua tingkatan. Letaknya sangat dekat dari air terjun Campuhan.
   
Lokasi

Ambengan, Sukasada, Indonesia

Peta dan Koordinat GPS : 8° 12' 5.20" S  115° 8' 19.29" E   

Aksesbilitas

Jika Anda mencari air terjun yang terbaik di Bali, maka pilihan terbaik adalah air terjun Gitgit di Kabupaten Buleleng. Ini 45-meter adalah air terjun yang tinggi dapat disangkal air terjun terbesar di Bali dan air terjun Gitgit tidak hanya menawarkan Anda salah satu air terjun, tetapi tiga, air terjun kedua dapat ditemukan di sepanjang jalan menuju air terjun ketiga. Anda harus mengambil pemandangan kenaikan 2 km menanjak dari jatuh utama untuk mencapai air terjun ketiga.  Gitgit Air terjun yang terletak di dekat perbatasan Kabupaten Buleleng dan Tabanan, sekitar 11 km di selatan Singaraja, dekat kawasan Bedugul. Pintu masuk ke air terjun ini ditandai dengan tanda kecil di sisi jalan. Untuk mencapai air terjun Anda harus berjalan jalan tanah yang sempit, berderet dengan kios Souvenir dan minuman, tetapi di luar kios-kios ini, lingkungan hijau siap untuk menenangkan mata Anda.

Air Terjun Bertingkat

Berhenti diReklame air terjun Gitgit, memarkir motor dan untuk mencapai air terjun harus turun kebawah lembah,  jalurnya  mudah karena sudah dijadikan tempat wisata dan karena masih pagi terlihat sepi. Disini ada 3 objek yang bisa dinikmati air terjun Gitgit, Goa Batu dan Air terjun Mekalongan. Pada air terjun Gitgit yang dalam bahasa balinya berarti kembar letaknya dimulut goa, tidak terlalu tinggi namun cukup deras, dikatakan kembar mungkin karena 2 air terjun  berdampingan, ditengah2nya terpasang tali tambang keliatannya dipakai untuk bermain tarzan2an. Lanjut kita menuju Goa Batu agak keluar sedikit namun tidak bertemu dengan yang dimaksud, hingga terlebih dahulu menemukan air terjun Mekalongan yang rupanya limpahan sungai dari air terjun Gitgit, air terjun ini lebih deras dan tinggi bisa dilhat dari jurang yang ada membentur batu kali. Dari sini sungai yang mengalir cikal bakal sungai Buleleng diSingosari. Selesai dari sini kembali kejalan awal namun menemukan jalan ke goa Batu yang letaknya tersembunyi dan harus menaiki jalur tangga, begitu meihat goanya ukuran mulutnya kecil dan ada diatas bukit alhasil sedkit memanjat batu2 yang mengeluarkan air, tidak tau berapa dalam karena sulit untuk dimasuki disamping terlalu kecil dinding atapnya.

Sumber :  https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-sawer---bogor

Curug Beret Bogor

Curug Beret Bogor - Curug Beret terletak dekat dengan Bumi Perkemahan Baru Bolang di kawasan Taman Nasional Gede Pangrango, di kaki Gunung Pangrango.  Keberadaan curug ini cukup terpencil sehingga belum banyak dikenal orang.

Curug Beret memiliki ketinggian sekitar 20-30 m dengan debit yang tidak terlalu besar.  Di lokasi ini juga terdapat Curug Jambe (terlihat dari lokasi Buper) dengan ketinggian sekitar 100 m.  Akan tetapi akses menuju kesana belum ada karena medannya cukup sulit.

Lokasi

Terletak di  Kampung Lemah Neundeut, Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Aksesbilitas

Berjarak sekitar 11 km dari pintu keluar tol Jagorawi.  Jalan masuk ke lokasi ini adalah setelah tanjakan Gadog dengan berbelok ke kanan.  Kondisi jalan mendaki dan beaspal cukup bagus, akan tetapi di sekitar 4 km mendekati tempat tujuan menjadi jalan berbatu.  Jika dari Pasir Muncang-Megamendung berjarak sekitar 6 km atau 4 km dari desa terdekat, desa Sukagalih.

Untuk mencapai lokasi tersebut sebaiknya menggunakan sepeda motor, selain kondisi jalan kesana kurang bagus juga belum adanya angkutan umum selain ojek.  Uang sewa ojek sekitar 50000/setengah hari.

Setelah melewati jalan beraspal, perjalanan memasuki jalan tanah dan berbatu di area perkebunan teh dan kawasan hutan hingga di tanjakan terakhir.  Selanjutnya diteruskan dengan berjalan kaki sekitar 20 menit menyusuri jalan setepak yang curam menuju air terjun.

Tiket dan Parkir

Tiket masuk adalah Rp 1500/orang dan sudah termasuk asuransi.

Wisata Lain

Bumi Perkemahan Baru Bolang yang berjarak sekitar 3 km dari Curug Beret.

Curug Tilu Bandung

 Curug Tilu Bandung - Curug Tilu merupakan air terjun yang berada di area wana wisata CIC (Ciwangun Indah Camp), di daerah Parongpong, Lembang, tidak jauh dari Villa Istana Bunga.

Nama Tilu dalam bahasa sunda artinya tiga, dengan demikian nama Curug Tilu kemungkinan berasal dari jumlah tingkatan terjunan air.  Ketinggian curug ini berkisar sekitar 10 m dengan lebar sekitar 2 m.  Di bagian bawahnya terddapat kolam yang memiliki kedalaman sekitar 3 m.  Di atas Curug Tilu ini ke arah bantaran hulu terdapat curug lagi yang bernama Curug Putri Layung yang ukurannya lebih kecil tapi dengan kolam alami yang cukup dalam dan luas.

Selama perjalanan menuju Curug Tilu ini akan ditemui banyak curug-curug kecil yang ketinggian kurang dari 3 m.
 
Lokasi

Terletak di Kampung Ciwangun, Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parangpong, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS : 6° 47' 25.64" S  107° 34' 54.00" E

Aksesbilitas

Berjarak sekitar 20 km atau 2 jam perjalanan dari pusat kota Bandung.  Kondisi jalan menuju kesana relatif bagus dan menanjak hanya beberapa di titik jalan berlubang dan terkelupas aspalnya,

Bila berangkat dari kota Cimahi ambil arah ke Jl. Kolonel Masturi ke arah Parongpong.  Jalan masuk ke curug ini terletak di kiri jalan dimana di depannya di tandai Gerbang Wana Wisata CIC.  Bagi yang membawa kendaraan sendiri dapat parkir di area yang disediakam di dekat pintu gerbang.masuk.  Selanjutnya perjalanan diteruskan dengan menyusuri jalan setapak sejauh kurang lebih 4 km dari pintu gerbang ini. Selama perjalanan diselingi dengan menyeberangi sungai melalui jembatan bambu sekitar 4 atau 5 jembatan.

Tiket dan Parkir

Tiket masuk adalah Rp 5000.

Fasilitas dan Akomodasi

Fasilitas yang tersedaia cukup lengkap, hal ini dikarenakan curug ini berada di dalam kawasan yang sering digunakan untuk keperluan outbound keluarga.



Curug Putri Layung Bandung

Curug Putri Layung Bandung - Curug Putri Layung berada di kaki Gunung Tangkuban Perahu arah sebelah barat, diantara dua buah tebing dan rimbunan kebun pinus.
   
Lokasi

Terletak di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS : 6° 46' 33.36" S  107° 35' 0.41" E

Aksesbilitas

Untuk dapat masuk ke tempat ini, dari arah Curug Cimahi (Ciwangun Indah Camp), terus ke arah barat, Jl.Kolonel Masturi.  Selanjutnya masuk ke jalan Komando yang mau ke Situ Lembang,

Tiket dan Parkir


Tiket masuk adalah Rp 3000 per orang.

Sumber  : https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-putri-layung---bandung

Curug Tujuh Neglasari Garut

Curug Tujuh Neglasari Garut - Curug Tujuh Neglasari atau dikenal juga dengan nama Curug Limbung terletak di perkebunan teh Neglasari, di tengah perjalanan antara Garut Kota ke arah selatan menuju Pameungpeuk, Jawa Barat.   Keunikan curug ini ialah jatuhan airnya bertingkat-tingkat membentuk tujuh tingkatan dengan ketinggian 50 m, sehingga memiliki keindahan yang khas.  Setiap tingkatan pada curug ini terdapat kolam air seluas puluhan meter persegi dan berkedalaman 1-3 meter. Jatuhan air dari curug ini mengalir dari sela-sela gunung  termasuk ke dalam bagian dari Gunung Gelap yang hutannya masih asli atau alami.  Air dari Curug Tujuh jatuh menimpa tebing-tebing dari gunung tersebut, sehingga membentuk relief pada dinding gunung dan bentuknya menyerupai tangga yang jumlahnya tujuh.

Curug ini tidak pernah menyusut airnya. Sekalipun kemarau tetap saja ada air yang mengalir di curug tersebut. Yang membedakannya hanya volume air. Sangat kontras jika sedang musim hujan dan musim kemarau.

Lokasi

Terletak di perbatasan Kecamatan Cisompet dan Cikajang, tepatnya di Desa Neglasari, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat.

Aksesbilitas

Berjarak 59 km dari pusat kota Garut dan dapat ditempuh dalam waktu 2,5 jam perjalanan dengan kendaraan pribadi atau umum. Selanjutnya untuk menuju ke lokasi curug ini dengan berjalan kaki sejauh 1 km dari jalan utama melewati perkebunan teh.

Fasilitas dan Akomodasi

Hingga kini masih belum dikelola dan dimanfaatkan secara memadai.  Bahkan akses ruas jalannya sebagian besar berupa jalan “tikus” atau setapak.

Sumber : https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-neglasari---garut

Curug Aleh Bandung

Curug Aleh Bandung - Curug Aleh adalah nama sebuah air terjun di kawasan Sarijadi Bandung.  Curug ini dikenal angker. Banyak cerita mistik dipetik dari lokasi ini. Selain itu curug ini kerap dijadikan arena ajang ngalap ilmu.

Tak banyak yang mengetahui keberadaan curug ini hal ini dikarenakan lokasinya berada di kawasan hak milik orang lain.  Meski begitu, kawasan air terjun Curug Aleh tidak tertutup untuk umum. Siapapun boleh masuk ke kawasan yang kini menjadi milik perupa Nyoman Nuarta itu. Hanya saja, orang tidak bisa dengan bebas keluar masuk kawasan ini. Apalagi sejak beberapa tahun ke belakang, di sekitar curug ini menjadi bengkel pembuatan patung raksasa Garuda Wisnu Kencana. Patung inilah yang kemudian berdiri dengan megahnya di Pulau Dewata Bali.

Hulu aliran air terjun ini berasal dari kaki Gunung Tangkuban Parahu di Lembang dan mengalir membentuk aliran sungai Cibeureum. Uniknya, walaupun terjadi krisis air akibat kemarau panjang, curug ini tak pernah kering.  Ketinggian curug ini sekitar 7-10 m dengan kedalaman sungainya bekisar 70-100 cm

Legenda

Sebutan Aleh, diambil dari nama seorang tokoh di sana pada zaman dulu. Ia mati saat bertapa di curug itu. Jasadnya tak pernah ditemukan. Konon, tokoh sakti itu diambil penghuni keraton gaib yang ada di sekitar Curug.

Adanya keraton gaib itu, tak lepas dari kisah seorang lelaki bernama Aleh. Dia adalah tokoh Sarijadi yang dikenal memiliki kesaktian. Hobinya berkelana memperdalam ilmu kebatinan. Suatu ketika, Aleh bertapa di sekitar curug. Banyak orang di sekitar curug yang tahu perbuatan Aleh bertapa. Namun sampai sekian waktu, Aleh tak pernah terlihat lagi di kampung. Bahkan keluarganya pun tidak tahu keberadaan Aleh.

Warga Sarijadi ketika itu berupaya mencari Aleh kalau-kalau ia terjatuh ke dasar curug. Namun sampai berhari-hari lamanya, Aleh tak ditemukan. Sampai-sampai pihak keluarga dan masyarakat menyatakan Aleh telah hilang. Sejak itulah muncul desas-desus bila tubuh Aleh diambil oleh penghuni keraton gaib di sana.
   
Lokasi

Terletak di Desa Sarijadi, Kecamatan Sukasari, Kotamadya Kota Bandung, Jawa Barat.

Sumber : https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-aleh---sarijadi---bandung


Curug Agung Subang

Curug Agung Subang - Nama lain dari Curug Agung adalah Curug Batu Kapur.  Di lokasi ini ada pemandian air panas dengan temperatur sekitar 40 - 45 derajat C yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit seperti gatal-gatal.

Sayangnya wana wisata Curug Batu Kapur ini kondisinya memprihatinkan dan sudah tidak terawat lagi, lantaran akses menuju lokasi ini jalannya sangat buruk terlebih lagi letaknya di pedesaan, padahal dari segi fasilitas sudah mencukupi di antaranya terdapat kolam renang air panas,air terjun,dan wahana bermain anak anak.


Lokasi

Terletak di Desa Curug Agung, Kecamatan Segalaherang, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat.

Aksesbilitas

Dapat ditempuh melalui Kecamatan Sagalaherang atau Kecamatan Dawuan dengan kondisi jalan menuju lokasi sudah beraspal, sehingga dapat dilalui kendaraan roda 2 dan roda 4.  Adapun waktu tempuh yaitu dari subang (via Kecamatan Dawuan) sekitar 30 menit, dari Bandung (via Sagalaherang) 90 menit sedangkan dari Jakarta (via tol Sadang) sekitar 2,5 jam.

Tiket dan Parkir

Tiket masuk adalah Rp. 2.000 /orang

Fasilitas dan Akomodasi

Selain kolam rendam air panas, lokasi wisata ini dilengkapi pula dengan beberapa fasilitas pondokan, tempat rekreasi anak-anak, arena perkemahan dan rumah makan.

Sumber : https://sites.google.com/site/wisataairterjun/jawa-barat/curug-agung---subang

Curug Tujuh Bogor

Curug Tujuh Bogor  memiliki terjunan air yang bertingat, dimana setiap tingkatan berbeda ketinggiannya.  Untuk menuju ke curug ini belum ada akses jalan sehingga cukup sukar untuk di datangi.

Lokasi

Terletak di kampung Leuwisapi, Desa Lemah Duhur, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.



Aksesbilitas

Berjarak tempuh sekitar 45 menit dari pintu tol Jagorawi ke arah Sukabumi.  Setibanya di talang air Cimande Jalan Raya H. Edi Sukma ambil belokan ke kiri.  Lima km dari belokan ini akan masuk ke Kampung Leuwisapi. Selanjutnya dari kampung ini masih harus berjalan kaki 1,5 km.

Tiket dan Parkir

Karena  belum dikelola dengan baik belum ada di tiket dikenakan.




Peta dan Koordinat GPS :
Curug Tujuh Bogor


Lihat Peta Lebih Besar
 

Curug Seribu Bogor

Curug Seribu Bogor. Curug Seribu Bogor memiliki ketinggian air yang mencapai 100 meter dengan curahan air yang besar. Sumber air curug berasal dari Gunung Salak dan mengalir mengikuti arah Sungai Cikuluwung.  Selama menuju ke curug ini akan ditemui tiga air terjun tambahan berada di sisi kanan jalan dengan masing-masing berketinggian antara 5 hingga 10 meter namun dengan debit air yang kecil dan berada di balik rimbunnya daun pepohonan.

Curug Seribu Bogor ini berada di ketinggian antara 750-1.050 meter dari permukaan laut (dpl) dan termasuk dalam Kawasan Wisata Gunung Salak Endah (GSE) di kaki Gunung Salak di bawah naaungan TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak).  Selain Curug Seribu masih ada 3 curug lagi di kawasan ini yaitu Curug Cihurang, Curug Ngumpet, dan Curug Cigamea.  Semua curug tersebut terletak dekat dengan jalan raya sehingga mudah dijangkau.

Lokasi

Terletak di Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS: 6° 42' 24.77" S  106° 40' 58.62" E

Aksesbilitas


Berjarak lebih kurang 38 km dari kota Bogor hingga Pintu Gerbang Kawasan Wisata Gunung Salak Endah.  Selanjutnya dari pintu gerbang ini berjarak lebih kurang 3 km hingga tiba di pintu masuk Curug Seribu.  Dari pintu masuk dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak sekitar 1 km menuju lokasi Curug Seribu.  Kondisi jalan ke lokasi ini menurun, curam dan licin dengan waktu tempuh yang dibutuhkan sekitar 1 jam untuk mencapai ke lokasi Curug Seribu.

Ada empat jalur yang bisa digunakan untuk menuju kawasan Salak Endah.  Pertama adalah jalur Cemplang (Cibungbulang)-Pamijahan-Salak Endah, kemudian ada jalur Cikampak-Salak Endah, Cibatok-Salak Endah dan terakhir jalur Tamansari-Gunung Bunder-Salak Endah. Umumnya jalur pertama lebih banyak dilalui, hal ini dikarenakan memiliki jarak dan waktu tempuh terpendek dari jalan raya Bogor-Leuwiliang. Selain itu, kondisi fisik jalan di jalur ini lebih bagus dan tidak berkelok-kelok.

Bagi yang menggunakan kendaraan umum dari Bogor (Terminal Barangsiang) naik angkot 03 jurusan Bubulak, kemudian disambung dengan angkot lagi ke jurusan Leuwiliang.  Turun di pertigaan Cibatok atau Cibungbulang, lalu naik angkot lagi ke jurusan Gunung Picung hingga perhentian terakhir angkot.  Dari perhentian terakhir angkot tersebut perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki atau naik ojek ke pintu gerbang (pos jaga) Wana Wisata Gunung Salak Endah.

Tiket dan Parkir
Tiket masuk ke kawasan ini adalah Rp 3000 per orang (termasuk asuransi Rp 250) dan ongkos parkir adalah Rp 1000 per motor.  Sedangkan tiket masuk ke kawasan Wisata Gunung Salak Endah (GSE) adalah Rp 7000 per orang termasuk kendaraan roda dua.

Fasilitas dan Akomodasi

Di obyek wisata ini terdapat beberapa fasilitas yang dapat dinikmati pengunjung antara lain MCK, mushola, camping ground,shelter,dan warung makan.

Curug Seribu Bogor.



View Curug Seribu in a larger map

Curug Cigamea Bogor

Curug Cigamea Bogor. Curug Cigamea terdiri dari dua air terjun utama dengan karakter berbeda. Air terjun pertama lebih dekat dengan jalan masuk, dengan tebing curam menyerupai dinding dan didominasi bebatuan hitam.  Kolam limpahan air yang berada dibawahnya tidak terlalu dalam dan luas sehingga tidak bisa digunakan untuk berenang.


Sementara air terjun kedua berjarak sekitar 30 meter dari air terjun pertama dan berada di celah tebing.   Air terjun kedua ini memiliki ketinggian sekitar 50 meter dengan aliran air yang turun semakin lebar membelah tebing bebatuan yang berwarna hitam kecoklatan serta tumpahan air yang cukup deras dibandingkan air terjun yang pertama.  Kolam limpahan air yang ada di bawah air terjun kedua ini cukup luas dengan warna air yang biru kehijau-hijauan di bagian tengah kolam menandakan bagian tersebut cukup dalam, sehingga bisa digunakan untuk berenang.

Sepintas bila dilihat dari bawah, sumber air yang berada di atas air terjun kedua ini berada sedikit di bawah air terjun pertama, padahal sebenarnya tidak. Dari hasil pengamatan mulai dari masuk lokasi ini, terlihat jelas bahwa air terjun kedua ini memiliki ketinggian yang lebih tinggi dari air trjun pertama, namun karena tertutup oleh rimbunnya pepeohonan dan adanya bagian tanah yang sedikit menjorok ke muka, praktis bagian atasnya tidak bisa dilihat saat berada di lokasi

Curug ini berada di Kawasan Wisata Gunung Salak Endah (GSE) di kaki Gunung Salak di bawah naungan TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak).  Di kawasan ini terdapat juga tiga curug lain, yaitu Curug Seribu, Curug Ngumpet dan Curug Cihurang.

Lokasi

Terletak di Desa Gunungsari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS: 6° 41' 40.30" S  106° 41' 8.48" E

Aksesbilitas

Berjarak lebih kurang 38 km dari kota Bogor hingga Pintu Gerbang Kawasan Wisata Gunung Salak Endah.  Selanjutnya dari pintu gerbang ini berjarak lebih kurang 4 km hingga tiba di pintu masuk Curug Cigamea.  Dari pintu masuk ini dilanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak menuruni lembah lebih kurang 350 m atau 20 menit waktu tempuh hingga tiba di lokasi Curug Ngumpet.

Kondisi jalan menuju lokasi sudah cukup baik dengan jalan setapak terbuat dari batu dan tersusun rapi dalam bentuk susunan anak tangga (paving block) dengan pembatas pagar besi. Di beberapa bagian jalan tempat peristirahatan tersedia shelter untuk melepas lelah sambil menikmati air terjun dari kejauhan.  Juga tengah perjalanan akan dijumpai beberapa ekor monyet yang mendekat biasanya minta makanan. Menurut penjaga pintu kawasan curug ini, monyet  yang datang bisa sampai 50 ekor banyaknya.

Ada empat jalur yang bisa digunakan untuk menuju kawasan Salak Endah.  Pertama adalah jalur Cemplang (Cibungbulang)-Pamijahan-Salak Endah, kemudian ada jalur Cikampak-Salak Endah, Cibatok-Salak Endah dan terakhir jalur Tamansari-Gunung Bunder-Salak Endah. Umumnya jalur pertama lebih banyak dilalui, hal ini dikarenakan memiliki jarak dan waktu tempuh terpendek dari jalan raya Bogor-Leuwiliang. Selain itu, kondisi fisik jalan di jalur ini lebih bagus dan tidak berkelok-kelok.

Bagi yang menggunakan kendaraan umum dari Bogor (Terminal Barangsiang) naik angkot 03 jurusan Bubulak, kemudian disambung dengan angkot lagi ke jurusan Leuwiliang.  Turun di pertigaan Cibatok atau Cibungbulang, lalu naik angkot lagi ke jurusan Gunung Picung hingga perhentian terakhir angkot.  Dari perhentian terakhir angkot tersebut perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki atau naik ojek ke pintu gerbang (pos jaga) Wana Wisata Gunung Salak Endah.

Tiket dan Parkir

Tiket masuk adalah Rp.3500 per orang.  Sedangkan tiket masuk ke kawasan Wisata Gunung Salak Endah (GSE) adalah Rp 7000 per orang termasuk kendaraan roda dua.

Fasilitas dan Akomodasi

Banyak tersedia tempat penginapan di kawasan ini.

Curug Cigamea Bogor 

Curug Cibeureum Cianjur

Curug Cibeureum Cianjur. Curug Cibeureum terdiri dari air terjun utama Curug Cibeureum, dan dua air terjun lain yang lebih kecil, Curug Cidendeng dan Curug Cikundul. Curug Cibeureum adalah air terjun terbesar dan paling pendek di kawasan ini, letaknya yang lebih terbuka dan dekat shelter sehingga lebih banyak dikerumunin.  Nama Cibeureum berasal dari bahasa sunda yang berarti sungai merah, nama ini diambil dari nuansa merah dinding tebing yang terbentuk dari lumut merah yang tumbuh secara endemik disana.


Disebelah kanan Curug Cibeureum adalah Curug Cidendeng, ukurannya lebih tinggi dan langsing.  Airnya melintasi tebing batu-batu trap dan jatuh menimpa lereng tebing yang berlumut.  Sedangkan yang paling kanan adalah Curug Cikundul, letaknya yang sangat tinggi dan agak tersembunyi di ceruk dua tebing.

Ketiga curug ini memiliki ketinggian antara 40-50 meter dan berada di ketinggian 1675 m dari permukaan laut (dpl).  Curah hujan rata-rata di kawasan ini berkisar 3.000-4.200 mm per tahun.  Bulan basah pada perode Oktober sampai Mei, pada saat musim barat laut dan rata-rata hujannya lebih dari 200 mm per bulan.  Bulan Desember sampai Maret curah hujannya dapat mencapai lebih dari 400 mm per bulan.

Menurut klasifikasi iklim Scamidt dan Ferguson, tipe iklim dikawasan ini termasuk tipe iklim A.  Rata-rata temperaturnya bervariasi antara 18°C di Cibodas dan kurang dari 10°C di puncak Pangrango.

Legenda

Dinamakan Cibeureum karena konon dulu air yang dialirkannya berwarna merah. Ci (Sunda, artinya air) dan beureum (Sunda, artinya merah). Warna merah ini berasal dari dinding tebing curug ditumbuhi lumut merah ( Sphagnum gedeanum ). Jika terkena sinar matahari, warna air pun terlihat berubah menjadi merah.

Selain mitos berupa air yang berwarna merah tersebut diatas, terdapat juga mitos yang lain yaitu diyakininya keberadaan seorang pertapa sakti yang sedang melakukan laku ritual (bertapa).  Dikarenakan bertapa sangat lama dan tekun akhirnya pertama tersebut berubah menjadi batu.  Konon batu besar yang berada di tengah-tengah air terjun Cibeureum ini adalah perwujudan seorang pertapa sakti tersebut.

Lokasi

Terletak di dalam kawasan Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP) Cibodas, tepatnya di Desa Sindang Laya, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS :6° 45' 17.11" S  106° 59' 7.52" E  

Aksesbilitas

Berjarak sekitar 2,6 km atau satu jam dengan berjalan kaki dari gerbang masuk Taman Nasional.  Sedangkan untuk menuju Taman Nasional itu sendiri  harus melewati pintu masuk kawasan wisata Kebun Raya Cibodas.

Perjalananan menuju kawasan wisata Cibodas dapat ditempuh dengan mobil dengan kondisi jalan cukup mulus. Jarak ke kawasan ini sekitar 100 km dari Jakarta (sekitar 3 jam perjalanan).

Pintu masuk menuju ke Curug Cibeureum terletak di sebelah utara sekitar 500 m dari pintu masuk utama Kebun Raya Cibodas.  Pintu masuk ini juga merupakan jalan masuk menuju pendakian ke Gunung Gede-Pangrango.

Sepanjang perjalanan menuju curug ini akan ditemui beberapa tempat yang menarik, juga beberapa tempat peristirahatan (pos) yang sengaja dibangun oleh pengelola.
Sekitar 30 menit berjalan dari pintu masuk ditemui pos pertama.  Di Pos pertama ini terdapat pusat informasi, tempat istirahat dan toilet.

Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke pos kedua yang terletak di dekat Telaga Biru.  Telaga (dengan luas sekitar 0,25 ha) ini mempunyai air yang berwarna biru kehijau-hijauan karena di dalam telaga ini terdapat ganggang hidup sehingga membuat nya berwarna biru.

Setelah berjalan sekitar 2 km, perjalanan akan melewati jembatan yang terbuat dari susuan potongan kayu yang rapi di atas Rawa Gayonggong. Gayonggong sendiri itu jenis rumput. Aman untuk dilewati walau ada beberapa kayu yang udah bolong karena rapuh.  Track jembatan kayu ini lumayan panjang untuk disebut sekedar jembatan, sampai sedikit berkelok-kelok juga.  Di jembatan kayu ini ada tempat istirahat untuk sekedar melepas lelah atau mengabadikan pemandangan.

Jalur jembatan kayu kembali berganti dengan track bebatuan, dan tidak lama akan ditemui pos ketiga yang terletak di sebelah persimpangan (pertigaan) dan dinamakan Panyancangan Kuda.  Ada plang penunjuk arah disana, dengan arah ke kiri menuju lokasi air panas, Kandang Badak dan Puncak Gede, sedangkan arah ke kanan ke curug Cibeureum dan puncak Pangrango.

Dari persimpangan tersebut ke arah kanan jalan agak menurun sedikit dan datar.  Waktu tempuh menuju curug sekitar seperempat jam lagi dari persimpanan ini.

Tiket dan Parkir

Biaya tiket masuk ke Curug Cibeureum ini adalah Rp 3500 per orang. Biaya ini adalah untuk berkunjung ke Curug Cibeureum atau melakukan pendakian.  Sebelumnya di pintu gerbang Kawasan Wisata Kebun Raya Cibodas membayar tiket masuk sebesar 2000 per orang dan Rp 5000 untuk kendaraan roda empat.

Curug Cibeureum Cianjur

Curug Nangka Bogor

Curug Nangka Bogor. Curug Nangka adalah sebuah kawasan wisata air terjun yang terletak di Ciapus, Bogor, Jawa Barat yang masuk dalam, naungan RPH Gunung Bunder, BKPH Bogor KPH Kabupaten Bogor.  Daya Tarik Utama Wana Wisata Curug Nangka adalah air terjun yang mempunyai 3 tahap, dengan masing-masing memiliki ketinggian antara 10-20 m.  Selain Curug Nangka di kawasan ini juga dapat ditemui dua buah curug lagi, yaitu Curug Kawung dan Curug Daun.  Lokasi ketiga curug ini satu dengan yang lainnya berjarak sekitar 100 m dengan urutannya dari bawah adalah Curug Nangka, lalu Curug Daun dan terakhir adalah Curug Kawung.

Ketiga curug ini berada di kaki Gunung Salak pada ketinggian sekitar 750 m dpl dengan curah hujan 4000mm/tahun dengan suhu udara 20-22 C.  Selain menyajikan obyek wisata berupa air terjun, di kawasan Curug Nangka banyak sekali dijumpai kera-kera liar yang kerap sekali berani menghampiri pengunjung.

Curug Daun dan Curug Kawung

Lokasi Curug Daun letaknya agak di atas dan harus melewati jalan yang agak lebar tetapi dengan kondisi jalan naik dan turun. Untuk mencapainya, dari tempat Curug Nangka harus naik terlebih dahulu, dan menyusuri pinggiran sungai (tidak bisa langsung mengikuti arus air melalui sungai). Jarak dari areal parkir sekitar 300 sampai 400 meter.  Curugnya tidak terlampau tinggi tetapi aliran airnya cukup deras. Ketinggian Curug Daun ini berkisar hanya sekitar 6 meter.

Sedangkan lokasi curug Kawung terletak di bagian hulu dari Curug Nangka.  Jarak dari Curug ini ke Curug Daun sekitar 1 km dengan kondisi jalan setapak yang memiliki kontur naik turun.  Tinggi Curug Kawung sekitar 25 meter dan letaknya di ceruk dikelilingi bukit yang hijau. Lokasi curug ini cukup terbuka sehingga lebih aman bila sewaktu-waktu terjadi air bah.

Lokasi

Terletak di Desa Warung Loa, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS: 6° 40' 4.12" S  106° 43' 37.09" E

Aksesbilitas

Berjarak sekitar 25 km dari Kota Bogor melalui Ciapus  yang mana dapat ditempuh sekitar 30 sampai 45 menit berkendara hingga pintu gerbang dan dilanjutkan dengan jalan kaki sepanjang ±1,5 km.  Kondisi jalan menuju curug ini pada umumnya baik (beraspal) dan dapat dilalui kendaraan roda empat. .

Untuk yang menggunakan angkutan umum dapat menggunakan trayek 03 jurusan Bogor-Ciapus dari terminal Ramayana Bogor.  Berhenti di tujuan akhir yaitu pertigaan sebelum pintu gerbang. Di pertigaan ini ada papan penunjuk jalan, bila belok kiri kearah Curug Nangka, dan belok kanan kearah Curug Luhur.  Selanjutnya dari pertigaan di atas (pemberhentian akhir angkot) perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki menuju pintu gerbang sejauh 700 meter. Konsisi jalan lumayan menanjak dan sudah diaspal meskipun tidak mulus lagi.  Dari pertigaan ini juga tersedia ojek yang dapat disewa hingga ke pintu gerbang.

Selain dari Ciapus, dapat juga ditempuh dengan kendaraan umum dari pertigaan Ciherang (bagi yang tinggal di wilayah Bogor Barat (Darmaga, Ciampea dll.)  Dari pertigaan Ciherang naik angkot ke jurusan Nambo. Turun di pertigaan sebelum Nambo ( orang daerah situ menyebutnya Pangkalan di Desa Sukajadi). Dari pertigaan Ciherang sampai Pangkalan Desa Sukajadi hanya membutuhkan waktu sekitar 35 menit dengan ongkos angkot Rp.4.000.  Selanjutnya dari Pangkalan tersebut naik angkot kembali dengan jurusan Ciapus (Warung Loa) yang melewati Curug Nangka dengan ongkos Rp 2000 dan membutuhkan waktu kurang dari sepuluh menit untuk sampai di pertigaan menuju Curug Nangka.

Letak Curug Nangka itu sendiri tidaklah terlalu jauh dari pintu masuk sekitar 500 m atau hanya membutuhkan waktu 15 menit berjalan kaki, namun lokasi curug ini yang cukup tersembunyi di dalam lembah yang curam dan dibatasi tebing-tebing tinggi.  Medan untuk menuju ke lokasi Curug Nangka tersebut tidaklah sulit, dari pintu gerbang atau lapangan parkir harus melewati camping ground dengan terlebih dahulu menyebrangi jembatan sebelum hutan pinus.  Dan dari camping ground kemudian menanjak sebentar hingga tiba di sungai.  Sungai ini merupakan bagian atas (hulu) dari Curug Nangka yang mana airnya mengalir ke bawah membentuk air terjun dengan dasarnya tidak terlihat.

Jika ingin melihat dasar curug ini harus turun ke jalur kanan bawah dari jalur utama di atas.

Tiket dan Parkir

Tiket masuk adalah Rp. 4000 per orang (sudah termasuk asuransi jiwa) dan parkir sebesar Rp 2000 per kendaraan untuk sekali parkir.

Fasilitas dan Akomodasi

Selain untuk kegiatan hiking mengunjungi curug, wana wisata ini dapat juga digunakan untuk wisata berkemah karena di lahan ini tersedia area untuk camping ground.

Fasilitas yang sudah tersedia dalam wana wisata ini adalah berupa pos jaga, pondok kerja, loket karcis, jalan setapak, tempat parkir , MCK, shelter (gardu pandang) tempat duduk, ruang informasi dan tempat sampah.  Juga banyak dijumpai warung-warung yang menjajakan makanan.

Curug Nangka Bogor

Curug Cigentis Karawang

Curug Cigentis Karawang. Curug Cigentis Karawang berada di ketinggian kurang lebih 1000 m di atas permukaan laut (dpl) dan memiliki ketinggian sekitar 25 meter dengan debit air yang dipengaruhi curah hujan turun di atas kawasan tersebut, bila musim kemarau panjang maka airnya seperti air pancuran.

Curug Cigentis ini adalah salah satu dari ke-7 tingkatan curug yang ada di Gunung Loji, dibawah kaki Gunung Sanggabuana yang termasuk wilayah pengelolaan hutan RPH Cigunungsari BKPH Purwakarta.  Adapun ke tujuh curug tersebut konon memiliki nilai sejarah berkumpulnya para wali pada jaman dahulu kala, namun yang boleh di kunjungi hanyalah satu curug, yaitu Curug Cigentis.  Ke enam curug lainnya tidak diperkenankan di singgahi karena beberapa alasan kuat diantaranya faktor alam yang masih terlalu rimba dan hanya orang-orang tertentu / orang yg berhati bersih dengan niat ibadah dan kuat bertahan dalam alam yang bisa mencapai curug yang paling atas.

Beberapa curug lain dapat di temui di sekitar lokasi ini, yaitu : 

Curug Cipanundaan. Curug Cipanundaan berada di kaki Gunung Sanggabuan dengan 3 (tiga) buah Curug jadi satu dalam satu areal seperti tangga.  Masing-masing tingkatan ini memiliki kolam penampungan. Akses jalan ke curug ini masih perawan dengan jalan setapak berliku-liku, naik turun dan melewati sungai yang berbatu besar.  Air terjun ini baru ditemukan oleh masyarakat setempat dan Team Expedisi Wisata Dinas Penerangan, Pariwisata dan Budaya Kabupaten Karawang.  Wisata ke Curug Panundaan sangat berat dan menantang, namun panorama indah dan masih asli serta belum terjamah oleh tangan - tangan jahil, memberikan kesan yang tak akan terlupakan.  Lokasi : Desa Kutamaneuh, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang dengan jarak sekitar 42 km dari pusat kota Karawang.

Curug Bandung. Curug Bandung merupakan salah satu rangkaian 7 (tujuh) air terjun dalam satu aliran sungai.  Dimulai dari Curug Peuteuy, Curug Picung dan yang terbesar adalah Curug Bandung.  Curug ini juga berada dibawah kaki Gunung Sanggabuana, perjalanan menuju curug ini cukup berat yaitu dengan berjalan kaki sejauh 3 km.   Lokasi : Desa Mekarbuana, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang dengan jarak sekitar 42 km dari pusat kota Karawang.

Curug Cikarapyak
. Curug Cikarapyak berada diatas Curug Cipanundaan. Perjalanan menuju curug ini sangat berat karena harus melalui jalan setapak menelusuri sungai berbatu, melipir tebing naik turun, menerabas semak belukar dan hutan belukar.  Lokasi : Desa Kutamaneuh, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang dengan jarak sekitar 42 km dari pusat kota Karawang.

Curug Cikoleangkak. Curug Cikoleangkak adalah air terjun terakhir, curug ini berada diatas Curug Cikarapyak dan Curug Cipanundaan.   Untuk mencapai air terjun ini perlu stamina fit dan keberanian untuk merambah hutan rimba.  Hal ini karena perjalanan menuju curug ini akan melintasi hutan rimba yang belum banyak dijamah oleh manusia.   Untuk menuju kesana harus melalui tebing padas, batu yang terjal dan jurang yang dalam, serta menerabas semak belukar.  Lokasi : Desa Kutamaneuh, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang dengan jarak sekitar 42 km dari pusat kota Karawang.

Lokasi. Terletak di Desa Mekar Buana, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan koordinat GPS: 

Aksesbilitas. Berjarak 44 km dari pusat kota Karawang dan dapat dilalui dengan kendaraan roda empat atau roda dua dengan kondisi jalan beraspal.

Beberapa rute dapat ditempuh untuk menuju curug ini.

Rute 1.  Dari kota Karawang masuk ke jalan tol Cikampek hingga pintu Tol Kantor Asper dengan kurang lebih 30 km.  Selanjutnya dari pintu keluar Kantor Asper diteruskan menuju Parakan Badak sejauh kurang lebih 10 km. Sesampai di Parakan Badak mengambil arah ke Desa Jayanti kurang lebih 3,5 km.  Setelah parkir di desa tersebut diteruskan dengan berjlan kaki melalui jalan setapak 2 km.

Rute 2. Dari Cikarang Baru lewat Delta Mas -Bendungan Cibeet-Pangkalan Loji hingga Desa Jayanti. Selanjutnya diteruskan dengan berjalan kaki sejauh 2 km.

Rute 3. Atau bisa juga mengendarai roda 2 dengan jalur dari Jakarta - Cibubur - Cariu - Pasar Loji - Curug Cigentis dengan waktu tempu kurang lebih 2 jam.

Setiba di tempat parkiran perjalanan diteruskan dengan berjalan kaki sejauh kira-kira 2 km menuju lokasi curug berada.

Tiket dan Parkir.Tiket masuk adalah Rp 5000 per orang.  Sedangkan biaya parkir adalah Rp 5000 untuk kendaraan roda dua dan Rp 7000 untuk kendaraan roda empat.

Fasilitas dan Akomodasi. Fasilitas yang ada antara lain loket karcis, MCK, shelter, jalan setapak, kolam renang alam, rambu-rambu obyek dan tempat sampah.

Curug Cigentis Karawang

View Larger Map

Curug Cilember Bogor

Curug Cilember Bogor. Curug Cilember Bogor memiliki tujuh buah air terjun di tempat yang berbeda-beda, dengan jeram tertinggi mencapai 40 meter. Semakin kecil angkanya, semakin tinggi letak air terjun tersebut. Namun curug (air terjun) yang paling banyak dikunjungi adalah curug yang ketujuh, dimana curug ini konon diyakini berkhasiat sebagai obat awet muda, mempercepat dapat jodoh dan dapat menyembuhkan penyakit.

Curug Cilember ini terletak di dalama kawasan Wana Wisata Curug Cilember di ketinggian 800-900 mdpl dengan suhu berkisar 18-23 C.  Luas kawasan ini sekitar 5, 9 hektar yang didominasi perbukitan dengan hamparan tanaman pinus merkusi dan di bawah naungan Perum Perhutani Unit III yang bekerjasama dengan PHBM Jawa Barat.

Dari Curug Tujuh Hingga Curug Satu Cilember

Curug paling bawah yang terdekat dengan pintu masuk adalah curug ketujuh. Lokasinya mudah diakses dan paling ramai dikunjungi oleh para pengunjung. Curug ke tujuh ini memiliki 2 curahan atau limpahan air dengan kolam hasil penampungan di bawahnya. Selain untuk mandi, berenang di kolam alami tersebutt, atau sekadar berfoto-foto dengan pemandangan air terjun, juga kerap kali dijadikan tempat foto prewedding untuk para calon pengantin.

Di curug kelima curahan airnya indah sekali, tinggi dan bertingkat-tingkat, dengan gemuruh curahan airnya yang jernih mengalir deras diatas bebatuan.  Pemandangan disekelilingnya juga asri sekali, banyak pepohonan
tinggi, Adapun untuk curug keenam sendiri memang tidak bisa dikunjungi karena belum ada jalan setapak menuju kesana sehingga biasanya pengunjung langsung menuju curug kelima setelah mengunjungi curug ketujuh.

Setelah curug ke-5, adalah ke-4 dan ke- 3 yang letaknya tidak berjauhan satu sama lain.  Untuk mencapai ke dua curug ini dibutuhkan perjuangan yang cukup berat karena kondisi jalan yang lebih  licin, terjal, berbatu dan juga banyak lintah yang ada di dedaunan sepanjang jalur ke sana.
Sedangkan untuk mencapai curug kedua dibutuhkan waktu lebih lama karena perjalannnya cukup jauh dari curug ketiga.  Dan bagi yang ingin mencapai curug ke satu yang terletak paling atas yang merupakan curug tertinggi di Wana Wisata Curug Cilember dibutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 jam berjalan kaki dari curug ke tujuh.  Hal ini dikarenakan medan yang dilalui menuju ke curug kesatu ini cukup sulit.  Disarankan untuk menggunakan pemandu yang sudah tahu medan perjalanan.

Legenda

Dahulu kala, konon area ini sebagai tempat bersemayamnya putri kerajaan Pasundan yang cantik jelita dan tentunya baik hati.  Ia memiliki raut wajah yang awet muda lantaran sering berbasuh di ketujuh air terjun tersebut.  Hingga akhir hayatnya, ia tetap berada di sekitar area Wana Wisata Curug Cilember untuk menjaga area curug terebut.  Hingga kini penduduk sekitar tidak mengetahui pasti keberadaaannya.

Juga tepat di atas lokasi curug 7 tedapat sebuah makam keramat yang setiap harinya sering dikunjungi oleh masyarakat, untuk berziarah, dan mencari berkah. Menurut sejarah makam ini bernama makam Embah Jaya Sakti yang masih memiliki garis keturunan Prabu Siliwangi dari kerajaan Pajajaran dan masih memiliki hubungan darah dengan Tubagus Arifin yang berada di Kiaralawang Bogor (Kebun Raya Bogor).

Lokasi

Terletak di Desa Jogjongan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Peta dan Koordinat GPS: 6° 38' 13.61" S  106° 55' 22.57" E

Aksesbilitas

Berjarak sekitar 20 km atau sekitar 1,5 jam dari kota Bogor. Jalan masuk untuk mencapai curug ini berada dekat (sebelum) Pasar Cisarua atau gerbang Desa Cilember samping rumah makan padang dari arah jalan raya Bogor-Puncak. Atau juga dapat masuk melalui Taman Matahari. Kondisi jalan menuju lokasi umumnya baik (beraspal) dan dapat dilalui berbagai jenis kendaraan, akan tetapi berliku dan sempit sehingga bila ada 2 mobil berpapasan cukup sulit untuk melewatinya.  Jarak dari jalan raya hingga pintu gerbang curug ini sekitar 3 km.

Sedangkan sarana transportasi umum yang ada hanyalah angkutan ojek yang keberadaannya di jalan masuk di pinggir jalan raya Bogor- Puncak.

Tiket dan Parkir

Tiket masuk adalah Rp 6.000,-. Bila membawa kendaraan, tiket tambahan yang harus dibeli adalah Rp 8.000,- untuk mobil atau Rp 4.000,- untuk motor.

Fasilitas dan Akomodasi

Fasilitas di Curug Cilember sangat lengkap, dari MCK, pos jaga, pondok kerja, loket karcis, jalan setapak, tempat parkir, shelter (gardu pandang), tempat duduk, ruang informasi dan tempat sampah hingga tempat ganti pakaian telah tersedia.  Berbagai permainan yang membutuhkan ketangguhan dan keberanian juga tersedia, seperti Flying Fox. Juga ada sederet warung penjaja makanan dan minuman bila tak membawa bekal, termasuk pula yang menjual berbagai suvenir.
 
Bagi pengunjung yang ingin menginap, dikawasan ini terdapat pondok-pondok kayu yang disewakan.  Harga sewa pondok ini berbeda-beda, tergantung jenisnya. Sewa termahal adalah pondok Meranti (3 kamar tidur, dapur, tungku pemanas, water heater) harganya Rp 700.000,- untuk weekday dan Rp 900.000,- untuk weekend. Untuk pondok Merkusi dengan fasilitas sama seperti pondok Meranti tetapi hanya terdiri dari 2 kamar tidur, harganya Rp 600.000,- untuk weekday dan Rp 800.000,- untuk weekend. Sedangkan untuk tipe lainnya ada Rasamala (2 kamar tidur, water heater) dan Damar (2 kamar tidur, dapur) harga sewanya Rp 600.000,- untuk weekday dan Rp 700.000,- untuk weekend.

Bila ingin mencoba suasana yang berbeda, cobalah untuk menikmati acara camping atau berkemah di ruangan terbuka. Pengelola menyediakan sewa tenda seharga Rp 75.000,-, sleeping bag seharga Rp 15.000,- atau perlengkapan lainnya untuk berkemah seperti lampu, genset, matras, atau api unggun. Ada beberapa tempat yang menjadi lokasi perkemahan (camping ground). Tempat MCK dan keamanannya terjamin, karena adanya petugas yang terus berjaga di tempat ini.

Wisata lain

Taman Kupu-kupu. Taman dimana dapat melihat beragam jenis Kupu-kupu dengan beraneka keunikan yang mereka miliki, bahkan dapat belajar tentang penangkaran Kupu-kupu. Selain itu disini juga terdapat Taman Konservasi Kupu-Kupu, sebuah bangunan berbentuk kubah jaring raksasa tempat kupu-kupu dikembangbiakan. Ada petugas yang akan menjelaskan proses metamorfosis kupu-kupu, memperlihatkan telur, ulat maupun kepompong yang ada di taman konservasi ini. Tiket masuk ke Taman ini adalah Rp 5000 per orang.

Informasi
Jl. Cisarua Puncak Km 10
Desa Cilember
Kecamatan Cisarua
Puncak, Jawa Barat
Telp: (0251) 258 890

Curug Cilember Bogor


View Larger Map